Saat
ini, dengan paduan kamera digital dan perangkat lunak pengolah citra,
proses membuat foto yang indah dapat semakin mudah dilakukan. Ditambah
lagi dengan tersedianya paduan fitur kamera digital dalam banyak telepon
genggam, kegiatan ini semakin terjangkau oleh lebih banyak orang.
Banyak penikmat fotografi yang berpendapat bahwa elemen penentu kualitas
sebuah kamera adalah lensanya. Tapi tahukah anda, bahwa kamera yang
pertama di dunia dulu dapat bekerja baik, padahal tidak berlensa? Dan
uniknya, kamera tanpa lensa ini belum juga punah, karena masih sering
dipakai hingga hari ini!
Mengapa Bisa Tanpa Lensa?
Kamera
tanpa lensa ini telah dipakai sejak dulu kala [1]. Pada abad keempat,
sejumlah tokoh Yunani seperti Aristoteles dan Euclid telah
mendeskripsikan teknik tersebut. Begitu pula, pada abad kelima, seorang
filsuf Cina bernama Mo Jing juga telah bermain-main dengan teknik ini,
yang ternyata memang sederhana namun bekerja dengan cukup baik. Secara
sederhana, teknik tersebut dapat diilustrasikan oleh gambar di bawah
ini.
Bayangkan
bahwa anda memiliki sebuah ruang kamar yang benar-benar tertutup rapat,
kecuali pada sebuah ‘lubang jarum’ di salah satu sisinya. Gelombang
cahaya akan ‘bocor’ memasuki lubang ini, sehingga sebuah citra akan
terbentuk pada sisi dinding yang berseberangan dengan ‘lubang jarum’.
Seperti terlihat pada gambar, citra yang terbentuk menyerupai objek yang
terletak di luar ruang kamar, hanya saja terproyeksikan secara
terbalik.
Foto Terbesar di Dunia
Teknik
kamera tanpa lensa ini lalu dikembangkan lanjut oleh Ibn al-Haytham,
sang saintis pertama di dunia [2], menjadi ‘camera obscura’ (bahasa
latin dari kamar gelap; kata ‘camera’ tersebut akhirnya diadopsi untuk
menyebut semua jenis perangkat pembuat foto sampai saat ini) [3].
Dengannya, pemandangan yang indah di alam sekitar lalu dapat
diproyeksikan ke atas kanvas, untuk lalu dapat dilukis ulang dengan
perspektif yang akurat. Hasilnya lantas dapat dibawa-bawa, agar
keindahan alam tersebut juga bisa dinikmati orang lain di tempat
lainnya.
Di kemudian hari, orang lalu menggunakan medium film untuk menggantikan fungsi kanvas. Pada tahun 2006, dengan memanfaatkan metode ini, sebuah tim fotografer membuat “Foto terbesar di dunia” [4]. Mereka menggunakan sebuah hanggar tua yang telah tidak dipakai sebagai ‘ruang kamar’ untuk merekam citra. Persis seperti pada ilustrasi di atas, seluruh permukaan hanggar ditutup rapat, kecuali pada sebuah ‘lubang jarum’ yang sangat kecil. Hasilnya, foto yang diabadikan dapat mencapai ukuran 33 kali 8,5 meter persegi.
Di kemudian hari, orang lalu menggunakan medium film untuk menggantikan fungsi kanvas. Pada tahun 2006, dengan memanfaatkan metode ini, sebuah tim fotografer membuat “Foto terbesar di dunia” [4]. Mereka menggunakan sebuah hanggar tua yang telah tidak dipakai sebagai ‘ruang kamar’ untuk merekam citra. Persis seperti pada ilustrasi di atas, seluruh permukaan hanggar ditutup rapat, kecuali pada sebuah ‘lubang jarum’ yang sangat kecil. Hasilnya, foto yang diabadikan dapat mencapai ukuran 33 kali 8,5 meter persegi.
Mudah Dibuat Sendiri
Dengan mengganti ‘ruang kamar’ dengan sebuah kotak kecil, dan menempatkan media perekam (film ataupun sensor digital) di sisi yang berseberangan dengan ‘lubang jarum’, maka siapapun dapat membuat kamera ini sendiri, misalnya memakai sebuah kotak pensil bekas [5]. Cara mengoperasikannya pun cukup mudah: mainkan lebar bukaan ‘lubang jarum’ serta atur seberapa lama lubang itu dibiarkan terbuka. Secara sederhana, dua aturan di bawah dapat dijadikan panduan:
Dengan mengganti ‘ruang kamar’ dengan sebuah kotak kecil, dan menempatkan media perekam (film ataupun sensor digital) di sisi yang berseberangan dengan ‘lubang jarum’, maka siapapun dapat membuat kamera ini sendiri, misalnya memakai sebuah kotak pensil bekas [5]. Cara mengoperasikannya pun cukup mudah: mainkan lebar bukaan ‘lubang jarum’ serta atur seberapa lama lubang itu dibiarkan terbuka. Secara sederhana, dua aturan di bawah dapat dijadikan panduan:
- Semakin besar lubang, dan semakin lama bukaan lubang: maka citra menjadi semakin terang, tapi detilnya semakin kabur.
- Semakin kecil lubang, dan semakin singkat bukaan lubang: maka citra menjadi semakin gelap, tapi detilnya semakin tajam.
Nah, selamat mencoba membuat kamera anda sendiri, tanpa lensa!
0 komentar:
Posting Komentar